ANALISIS
KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI
Oleh :
Nama : Muhibatul Khusna
NIM : 133711026
JURUSAN TADRIS KIMIA
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2014
ANALISIS KANDUNGAN
KAFEIN PADA KOPI
A.
Latar Belakang
Kopi adalah minuman yang digemari banyak orang, baik pria maupun wanita.
Semua orang di dunia ini tidak ada yang tidak mengetahui kopi. Kopi bukanlah
sesuatu yang asing, minuman tersebut sangat mudah dan sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses
pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari
bahasa arab ‘qahwah’ yang berarti kekuatan, karena pada awalnya
kopi digunakan sebagai minuman yang berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kohven yang berasal dari bahasa Turki. Dan kemudian berubah lagi
menjadi koffie dalam bahasa Belanda.
Penggunaan kata koffie segera diserap
kedalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal sampai saat ini.
Secara umum, terdapat dua jenis kopi, yaitu kopi arabika (kualitas
terbaik) dan kopi robusta. Dari dua jenis kopi ini masing-masing memiliki
keunikan sendiri. Biji kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita
rasa terbaik. Sedangkan kopi robusta dapat dikatakan sebagai kelas 2, karena
rasanya yang lebih pahit, sedikit asam dan mengandung kafein dalam kadar
yangjauh lebih banyak.
Disamping rasa dan
aromanya yang menarik, kopi juga dipercaya dapat menurunkan resiko terkena
penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung. Kopi
dikenal dengan minuman yang memiliki kandungan kafein yang berkadar tinggi.
Banyak kabar dikhalayak mengenai dampak dari kafein tersebut. Baik kabar yang
terdengar positif hingga dampak yang bersifat negatif atau merugikan manusia
yang meminumnya.
Kafein itu sendiri adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan
mempunyai rasa yang pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan
diuretik ringan. Kafein dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji
kopi, daun tee, buah kola, guarana dan mate. Pada tumbuhan , kafein berperan
sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut. Pada umumnya kafein dikonsumsi oleh
manusia dengan mengekstrasinya dari biji kopi dan daun teh.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kafein?
2.
Apa dampak positif dan negatif kafein
bagi kesehatan tubuh?
3.
Bagaiman kadar kafein yang
terkandung dalam kopi?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengertian kafein
2.
Mengetahui dampak positif dan
negatif kafein bagi kesehatan tubuh
3.
Mengetahui kadar kafein yang
terkandung dalam kopi
D.
Kajian Riset Sebelumnya
Dalam kajian riset sebelumnya pada tanggal 31 Oktober 2011 sampai 2
November 2011 Eva Sapinatul Bahriyah telah melakukan sebuah penelitian dengan
judul Penentuan Kadar Kafein dalam Teh
Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan
pengamatan sebagai berikut:
1.
Pembuatan larutan standar 1000 ppm:
·
Ditimbang sebanyak 0,5 gram kafein dan dimasukkan ke dalam
gelas beker, dilarutkan dengan akuades panas secukupnya. Jika kafein sukar
larut maka digunakan ultrasentrifuge.
·
Dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL kemudian ditambahkan
akuades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
Hasil pengamatan:
―
Serbuk kafein berwarna putih.
―
Larutan tidak berwarna
2.
Pembuatan larutan standar 100 ppm:
·
Dipipet larutan standar kafein 1000 ppm sebanyak 5 mL.
·
Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
·
Ditambahkan aquades hingga garis tanda batas dan
dihomogenkan.
3.
Pembuatan larutan standar kafein 10 ppm.
·
Dipipet larutan standar kafein 100 ppm sebanyak 5 mL.
·
Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
·
Ditambahkan aquades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
Hasil pengamatan:
―
Larutan tidak berwarna
4.
Pembuatan larutan standar kafein 2, 4, 6, dan 8 ppm.
·
Dipipet larutan standar kafein 100 ppm sebanyak 5 mL.
·
Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
·
Ditambahkan aquades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
Hasil pengamatan:
― Larutan tidak berwarna
5. Panjang Gelombang Maksimum Larutan
Kafein (Penentuan Kurva Serapan) digunakan larutan standar dengan konsentrasi 6
ppm diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 266-280
nm.- λmax. 273 nm dengan absorbansi 0,377, dan regresi
(r2) = 0,9998
6. Penentuan Kurva Kalibrasi
·
Dari
larutan standar kafein 10 ppm dipipet dengan tepat masing-masing 2, 4, 6, 8,
dan 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL
·
Diencerkan
dengan aquades hingga garis tanda batas dan dihomogenkan.
― Besarnya absorbansi dari
masing-masing larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada
panjang gelombang tertentu.
― Sebagai uji blanko digunakan akuades
Hasil pengamatan:
― Larutan tidak berwarna.
Pemisahan
Kafein secara Ekstraksi dari Bubuk Teh:
·
Sebanyak
1 gram bubuk teh dimasukkan ke dalam beaker glass
·
Ditambahkan
150 mL air panas ke dalamnya
·
Diseduh
selama 2 menit sambil diaduk
·
Larutan
teh panas disaring melalui corong dengan kertas saring ke dalam Erlenmeyer
·
1,5
gram CaCO3 dan filtrat larutan teh tadi dimasukkan ke dalam corong
pisah lalu diekstraksi sebanyak 4 kali, masing-masing dengan penambahan 25 mL
kloroform
·
Lapisan
bawahnya diambil, kemudian ekstrak (fase kloroform) ini diuapkan menggunakan hot
plate di lemari asam.
·
Ekstrak
kafein yang didapat didiamkan selama 3 hari.
·
Bubuk
teh berwarna hitam kecoklatan.
·
Terdapat
endapan dan campuran berwarna coklat kemerahan.
·
Serbuk
CaCO3 berwarna putih.
·
Setelah
penambahan CaCO3 campuran menjadi keruh.
·
Kloroform
tidak berwarna dan berbau menyengat.
·
Setelah
penambahan kloroform dan dikocok terbentuk 2 fasa, yaitu fasa atas keruh dan
fasa bawah tidak berwarna.
·
Setelah
diuapkan terbentuk Kristal kafein berwarna putih.
Penentuan
kadar kafein dari bubuk teh 2Tang:
·
Ekstrak
kafein bebas pelarut dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, diencerkan dengan
akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.
·
Diencerkan
kembali sebanyak 50 kali.
·
Ditentukan
kadarnya dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang maksimum.
Hasil
pengamatan:
·
Ekstrak
kafein berwarna putih
·
Larutan tidak berwarna
·
λ
= 273 nm
·
konsentrasi
kafein 2,4826 ppm dengan absorbansi 0
E.
Kajian Pustaka
1.
Kafein
Kafein (C8H10N4O2)
ialah senyawa alkaloid xantina yang berbentuk kristal dan berasa pahit yang
bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretic ringan. Kafein
ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman Friedrich Ferdinand Runge, pada
tahun 1819. Ia menciptakan istilah “kaffein” untuk merujuk pada senyawa kimia
pada kopi. Kafein dijumpai secara alami
pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan mate. Kafein
merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir
rasa kantuk secara sementara. Kafein merupakan zat psikoaktif yang paling
banyak dikonsumsi didunia. Di amerika utara, 90% orang dewasa mengonsumsi
kafein setiap hari.
Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya
terkait dengan aktivitas kafein didalam
tubuh. Peranan utama kafein ini didalam tubuh adalah meningkatkankrja
psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa
peningkatan energi. Efek ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian
setelah mengonsumsi kopi. Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi,
tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat.
Keberadaan kafein dijumpai pada banyak spesies tumbuhan, dimana ia
berperan sebagai pestisida alami. Kafein melumpuhkan dan mematikan mematikan
serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kadar kafein yang
tinggi juga ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi yang berperan
sebagai penghambat perkecambahan semai kopi lain disekitarnya, sehingga
meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah kopi itu sendiri.
Sumber utama kafein didunia adalah biji kopi.
Kandungan kafein pada kopi bervariasi, tergantung pada jenis kopi dan metode
pembuatan yang digunakan. Secara umum satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg
(30 mL espresso variates Arabica) kafein, sampai dengan 100 mg kafein untuk
secangkir (120 mL) kopi. Umumnya kopi dark-roast memiliki kadar kafein yang
lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan kafein pada
biji tersebut.
Semua atom nitrogen kafein pada dasarnya planar (hibridisasi orbital sp2),
yang menyebabkan molekul kafein bersifat aromatik. Apabila diperlukan, kafein
dapat disintesis dari dimeltilura dan asam malonat. Kafein memiliki molekul
metabolit yaitu 1-3-7-asam trimetilurat, paraksantina, teofillina dan
teobromina dengan masing-masing lintasan metabolismenya.
Contoh kandungan kafein
pada kopi:
Kopi moka (mentah) 1,08%
Kopi moka (sangrai) 0,82%
Kopi Robusta jawa 1,48%
Kopi Arabika 1,16%
Kopi Liberica (mentah) 1,56%
Kopi Liberica (sangria) 2,19%
Kopi instan (segera) 2,8-5,0%
2.
Dampak positif dan negatif kafein
bagi kesehatan tubuh
Dibalik kenikmatannya, kopi memiliki kandungan
kafein yang memiliki pengaruh positif dan negatif yang dapat bekerja pada tubuh
manusia.
1)
Dampak positif
Kafein yang terkandung dalam kopi mempunyai manfaat atau keuntungan bagi
tubuh manusia, antara lain:
―
Menekan pertumbuhan sel kanker
―
Menurunkan resiko terkena diabetes
militus
―
Meningkatkan metabolisme energi
―
Mengurangi resiko penyakit
Alzheimer dan Demensia
―
Mengurangi resiko penyakit batu empedu
―
Dapat mengurangi resiko terkena
penyakit Parkinson
―
Sebagai antioksidan yang efektif
―
―
Berfungsi sebagai analgesik
(pembunuh rasa sakit)
2)
Dampak negatif
Selain bermanfaat untuk kesehatan ternyata kafein juga memilik efek buruk
bagi kesehatan, diantaranya yaitu:
―
Meningkatkan resiko terkena stroke
―
Kafein dapat menyebabkan tubuh
mengalami dehidrasi karena terlalu banyak berkemih
―
Kafein menghambat produksi
melatonin di otak
―
Dapat menyebabkan keguguran spontan
atu kerusakan pada janin
―
Menghambat enzim-enzim yang
digunakan dalam pembentukan memori, dan pada akhirnya menyebabkan hilangnya
memori
―
Dapat beracun pada otak
―
Orang yang mengkonsumsi lima sampai
enam cangkir kopi sehari memiliki resiko dua kali lebih besar terhadap serangan
jantung
―
Dapat merusak DNA dan menyebabkan
menjadi abnormal dengan menghambat mekanisme perbaikan DNA
―
Kafein dapat menyerang cadangan
energy sel-sel otak dan menurunkan ambang kendalinya sedemikian rupa
F.
Metode Penelitian
1.
Alat:
·
Labu Erlenmeyer
·
Labu takar
·
Labu godok
·
Corong pemisah
·
Oven
·
Pendingin
·
Pemanas air
·
Saringan
2.
Bahan:
·
5 gram sampel
·
5 gram MgO
·
10 ml H2SO4
·
100 ml khloroform
·
5 ml KOH 1%
·
Asam sulfat
·
Aquades
3.
Metode percobaan:
·
Timbang sampel yang telah digiling halus dan lolos
30 mesh sebanyak 5 gram, kemudian masukkan kedalam labu Erlenmeyer.
·
Tambahkan 5 gram MgO dan aquades sebanyak 200 ml ke
dalam labu Erlenmeyer.
·
Kemudian tutup dengan pendingin balik, lalu didihkan
perlahan-lahan selama 2 jam.
·
Setelah dingin, kemudian encerkan dengan aquades
dalam labu takar hingga volumenya menjadi tepat 500 ml, selanjutnya disaring.
·
Ambil filtrat sebanyak 300 ml, kemudian masukkan ke
dalam labu godok.
·
Tambahkan 10 ml H2SO4 (1:9),
kemudian dididihkan sampai volume cairan menjadi kurang lebih 100 ml.
·
Masukkan cairan ke dalam corong pemisah. Sementara
itu bilas labu godok dengan sedikit asam sulfat (1:99) dan digojog berkali-kali
dengan khloroform menggunakan 25 ml, 20 ml, 15 ml, 10 ml, 10 ml, dan 10 ml
secara berturut-turut. Kemudian masukkan cairan bilasan ini ke dalam corong
pemisah.
·
Tambahkan 5 ml KOH 1% ke dalam corong pemisah
kemudian digojog dan dibiarkan beberapa lama sampai cairan terpisah jelas.
Cairan bagian bawah merupakan larutan
kafein dalam kloroform, dikeluarkan dan ditampung dalam labu Erlenmeyer
·
Tambah 10 ml khloroform, digojog dan dibiarkan
sampai cairan terpisah jelas, selanjutnya cairan bagian bawah dikeluarkan dan
ditampung ke dalam labu Erlenmeyer yang sama seperti diatas. Perlakuan ini
diulang sekali lagi.
·
Larutan kafein dalam khloroform ini kemudian
dipanaskan dalam pemanas air sehingga tinggal residunya, selanjutnya
dikeringkan dalam oven 100oC sampai diperoleh berat konstan yang
merupakan berat kafein konstan.
Daftar Pustaka
Anonim. (2009). Kenali Delapan Dampak Negatif Kafein Bagi
Kesehatan Anda. http://healindonesia.com. Diakses pada
tanggal 11 Januari 2014
Bahriah, Evi Sapinatul. (2012). Penentuan Kadar Kafein dalam Teh Menggunakan Spektrofotometer UV Vis. http://evisapinatulbahriah.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2014
Sudarmadji,
Slamet, Bambang haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur
Analisa Untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
http://id.m.wikipedia.org/wiki/kopi. Diakses pada tanggal 11 Januari 2014
http://id.m.wikipedia.org//wiki/kafeina. Diakses pada tanggal 11 Januari 2014
Lampiran
Biji
Kopi
Rumus
Senyawa Kafein
thanks
BalasHapus